Thursday, July 26, 2012

Memahami Makna Zuhud

Di dalam kitab Madarijus Salikin, Ibnu Qayyim aljauziyah menjelaskan " Zuhud " sebagai berikut;

Bahwa Zuhud merupakan persinggahan  " iyya ka na'budu wa iyyaka nasta'iin " .
Di dalam al-Qur'an banyak disebutkan tentenag zuhud di dunia, pengabaran tentang kehinaan dunia, kefanaan dan kemusnahanya yang begitu cepat. Maka perintah tentang pengabaran akhirat, mengenai kemuliaan dan keabadianya.


Jika Allah menghendaki suatu kebaikan pada diri hamba, maka Dia menghadirkan di dalam hatinya bukti penguat yang membuatnya dia membedakan  hakikat dunia dan akhirat, lalu dia memprioritaskan yang lebih penting di antara keduanya.

Syekhul Islam Ibnu Taimiyah berkata : meninggalkan apa apa yang tidak bermanfaat untuk kepentingan Akhirat.

Menurut Sofyan Ats Tsauri , Zuhud di dunia artinya : Tidak mengumbar harapan, bukanya makan sesuatu yang kering, dan mengenakan pakaian yang tidak bagus.
Al-Junaid berkata : Aku pernah mendengar Sary berkata, bahwa Allah merampas keduniaan dari para wali Nya, menjaganya agar tidak melalaikan hamba hamba Nya yang suci dan mengeluarkanya dari hati orang orang yang layak bersanding dengan Nya .
Sebab Allah tidak meridhainya itu bagi mereka.
Orang yang zuhud tidak gembira karena mendapatkan dunia, dan tidak sedih karena kehilangan dunia.

Menurut Al Imam Ahmad, zuhud didasarkan pada tiga perkara:
- Meninggalkan yang haram, zuhudnya orang orang awam.
- Meninggalkan berlebih lebihan akan hal yang halal, zuhudnya orang khusus.
- Meninggalkan kesibukan selain dari Allah, zuhudnya orang orang makrifat.

Jadi yang pasti para ulama sudah sepakat bahwa zuhud itu merupakan perjalanan hati dari kampung dunia dan menempatkanya di akhirat.