Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyah dalam kitabnya " Manazilus Sairin ", menjelaskan tentenag firasat sebagai berikut;
Firman Allah dalam Surat Al Hijir: 75
Firman Allah dalam Surat Al Hijir: 75
اِنَّ فِى ذلِكَ لَآياتٍ لِلْمُتَوَسِّمِيْنَ
" Sesungguhnya pada yang demikian itu benar benar terdapat tanda tanda (Kekuasaan Kami) bagi orang orang yang memperhatikan tanda tanda ".
Firasat ada tiga macam:
Pertama: Berkaitan dengan Iman.
Sebabnya adalah cahaya yang dimasukan oleh Allah ke dalam hati hamba, sehingga dia bisa membedakan antara yang hak dengan yang batil, yang jujur dengan yang dusta.
Firasat ini tergantung pada kekuatan iman. Siapa yang imanya lebih kuat, maka firasatnya lebih tajam.
Firasat ini tergantung pada kekuatan iman. Siapa yang imanya lebih kuat, maka firasatnya lebih tajam.
Abu Said Al Kharaz berkata, " Siapa yang memandang dengan cahaya firasat, maka dia memandang dengan cahaya kebenaran".
Abu Bakar As Siddiq ra adalah orang orang yang paling besar firasatnya dari umat ini. Sesudahnya adalah Umar Bin Khattab ra.Tentang ketepatan firasat Umar ini sudah terkenal. Jika dia berkata " kukira begini" maka yang terjadi pun seperti yang dikatakanya itu. Bahkan firasat Umar ini juga sesuai dengan apa yang ditetapkan Allah. Firasat para sahabat adalah yang paling benar.
Dasar jenis firasat ini berasal dari kehidupan dan cahaya yang dianugerahkan Allah kepada hamba hamba yang dikehendaki Nya, sehingga hati mereka menjadi hidup, bersinar dan bercahaya, sehingga hampir hampir firasatnya tidak meleset.
Kedua: Firasat dengan cara latihan.
Membuat perut lapar, tidak tidur malam dan menyendiri. Jika jiwa dibebaskan dengan segala macam kaitan, maka dia akan memiliki firasat dan pengungkapan hakikat, tergantung dari porsinya. Firasat ini bisa didapatkan orang mukmin dan kafir, tidak menunjukan pada iman. Banyak orang bodoh yang terkecoh dengan firasat ini, karena banyak pendeta yang memiliki kejadian kejadian yang menakjubkan. Ini merupakan firasat yang tidak mengungkap kebenaran yang bermanfaat dan tidak dengan cara yang lurus.
Ketiga: Yang berkaitan dengan bentuk penciptaan.
Yaitu seperti yang diisyaratkan para dokter dan lain lainya. Mereka mengacu pada bentuk penciptaan untuk mengetahui akhla, karena memang ada kaitan erat di antara keduanya, sesuai dengan hikmah yang ditetapkan Allah, seperti pembuktian dengan kecilnya ukuran kepala yang lebih kecil dari ukuran normal membuktikan kecilnya ukuran otak, yang menunjukan sempitnya pikiran.
Kebanyakan firasat dikaitkan dengan mata, karena mata merupakan cermin hati dan tanda yang tersimpan di dalamnya. Kemudian dengan lisan, karena lisan merupakan utusan dan pentejemahnya.
Dasar firasat juga bisa dikaitkan dengan penampilan, keliaran, keadaan rambut, dan lain sebagainya. Tapi masalah ini harus diperhatikan dan seseorang tidak boleh langsung membuat keputusan berdasarkan firasat semata. Tanda tanda ini hanya sebagai sebab dan bukan suatu yang pasti, yang hukumnya berbeda tergantung dari perbedaan syarat syarat atau karena adanya penghalang.
Menurut Imam Ibnu Qayyim, " Firasat ialah menyimak hukum hukum sesuatu yang tidak ada di tempat, tanpa meminta bukti kehadiranya ".
Maksudnya, jika engkau bisa melihat hukum sesuatu yang tidak ada di tempat. Jika dengan cara menyimak itu engkau bisa mengetahui hukumnya, maka itulah yang disebut firasat.